Menurut Max Davidson, seorang penulis buku asal Inggris, "Maaf" adalah kata yang paling sulit untuk diucapkan. Namun, ketika diucapkan ada caranya agar si pemberi maaf bisa kembali mempercayai Anda. Untuk itu, Anda perlu menghindari lima 'dosa' saat meminta maaf berikut, seperti dikutip dari Telegraph.
1. Permintaan maaf yang berfungsi sebagai alasan
Jika ingin meminta maaf, katakanlah dengan tulus. Jangan merusaknya dengan menyampaikan alasan demi pembenaran kesalahan yang Anda lakukan. Berkata "Maafkan aku ya sayang", menurut Davidson 20 kali lebih baik daripada mengatakan, "Maafkan aku ya sayang, karena aku lelah di bawah tekanan dan di luar kendali" atau alasan apapun itu. Simpan alasan Anda, jika memang ditanya.
2. Minta maaf bersyarat
Meminta maaf seharusnya adalah tindakan tulus, seperti pernyataan cinta. Jika Anda mengajukan syarat atau berandai-andai dengan menyisipkan 'jika', akan sulit mendapatkan maaf orang lain. Jadi, hindari mengatakan "Maaf jika aku menyakiti kamu" atau sejenisnya. Dengan meminta maafnya seharusnya Anda sudah sadar kalau telah menyakiti orang lain.
3. Air mata
Menangis saat meminta maaf memang terkadang sebuah reaksi alami. Tetapi, air mata seringkali malah membuat orang lain mengira Anda berpura-pura. Sesedih apapun perasaan yang Anda rasakan, minta maaflah dengan tegas dan tulus, buatlah orang percaya dengan ketulusan Anda.
4. Menyalahkan orang lain
Jangan pernah meminta maaf sambil menyalahkan orang lain. Hal itu hanya akan membuat Anda seperti orang bodoh. Dengan menyalahkan orang lain, berarti Anda tidak tulus meminta maaf dan tidak menyadari kesalahan.
5. Tidak tegas
Maaf sangat ambigu, jadi perjelas pemintaan maaf Anda dengan kalimat yang lengkap. "Aku minta maaf atas kesalahan yang dilakukan", adalah penggambaran permintaan maaf. Sedangkan "Aku minta maaf atas apa yang telah terjadi" adalah gambaran penyesalan. •
VIVAnews