Sebuah dokumen internal kepolisian Jepang yang bocor ke Internet memperlihatkan bahwa hukum di negara tersebut begitu detail mencari informasi para warganya terutama kaum muslim yang menetap di sana, seperti dikutip Press TV. Informasi tersebut juga diberikan kepada pemerintah Amerika Serikat, yang merupakan permintaan dari negara adidaya tersebut, yang tidak lain bagian dari proyek kerja sama pemberantasan terorisme di dunia.
Muslim Jepang mengatakan bahwa dua polisi setempat memantaunya setiap Jumat saat dirinya pergi ke Masjid untuk beribadah shalat Jumat. Profesor Akira Uzuki, yang merupakan satu-satunya tokoh akademisi Jepang yang diterima di dunia Arab, mengkritik islamophobia yang saat ini telah merajalela.
"Bukan antara individu tetapi antara polisi Jepang dan pendiriannya," ujarnya. "Berbicara secara umum, polisi Jepang memantau Muslim sangat hati-hati dan mereka memberikan informasi tersebut terkait muslim setiap harinya. Saya meragukan pemerintah Jepang membutuhkan banyak informasi (terkait) Muslim," ungkap Usuki.
Meskipun, Jepang mungkin bukan negara yang pertama yang terlintas dalam pikiran ketika membicarakan seputar isu islamophobia, titik pandang subjektif tampaknya telah merambah, bahkan ini sudut Asia Tenggara. Ada lebih dari 100.000 Muslim yang tinggal dan mempraktekkan imannya di Jepang.