Memahami cara pria bertindak di dunia kerja mungkin akan membantu wanita meraih sukses. Dengan mengetahui bagaimana seorang pria membuat rencana, bertindak, dan membuat keputusan-keputusan penting dalam pekerjaannya, mungkin juga bisa membuat Anda punya solusi saat bersaing dengan rekan kerja pria.
Di samping itu, tidak ada ruginya mempelajari hal-hal yang dipraktikkan pria di dunia kerja. Laporan Fortune 500 menunjukkan bahwa dari 500 perusahaan, hanya sekitar 8 perusahaan yang memiliki CEO (Chief Executive Officer) wanita.
Apakah itu berarti kaum wanita yang kurang ahli, ataukah memang tidak diberi kesempatan. Jawaban yang eksak barangkali harus menunggu hasil penelitian yang valid. Tapi, kalau dengan mengetahui cara kerja ala pria dapat membuat Anda lebih ahli dalam ‘permainan’ di dunia kerja, kenapa tidak?
Apa yang bisa Anda pelajari dari pria? Menurut John Gray, Ph.D, dalam Mars & Venus In The Workplace, simak beberapa cara pria mencari solusi di dunia kerja!
1.Langsung ke pokok masalah ketika mengajukan saran. Tidak bertele-tele.
2.Mengeluhlah hanya ketika mempunyai sebuah solusi untuk diusulkan.
3.Ketika muncul konflik, siap menerima perbedaan dan tidak cepat sakit hati.
4.Memberikan saran hanya jika diminta.
5.Tidak sering melakukan obrolan ringan yang bersifat pribadi di tengah mereka.
2.Mengeluhlah hanya ketika mempunyai sebuah solusi untuk diusulkan.
3.Ketika muncul konflik, siap menerima perbedaan dan tidak cepat sakit hati.
4.Memberikan saran hanya jika diminta.
5.Tidak sering melakukan obrolan ringan yang bersifat pribadi di tengah mereka.
Agar Anda bisa memahami cara pria meraih sukses, Anda bisa meniru gaya mereka lewat beberapa kasus berikut ini!
1. Situasi: Ada peluang naik jabatan di cabang perusahaan di kota lain.
Cara pria: Memintanya pada bos.
Cara wanita: Menunjukkan bahwa ia berminat.
Hasil: Ternyata sang pria yang dipindahkan ke kota lain.
Problem: Si wanita hanya takut ditolak.
Saran: Kata-kata ‘tidak’ bukan tragedi, jadi tak usah cemas. Kalau diterima, bukankah hasilnya sesuai keinginan?
Cara pria: Memintanya pada bos.
Cara wanita: Menunjukkan bahwa ia berminat.
Hasil: Ternyata sang pria yang dipindahkan ke kota lain.
Problem: Si wanita hanya takut ditolak.
Saran: Kata-kata ‘tidak’ bukan tragedi, jadi tak usah cemas. Kalau diterima, bukankah hasilnya sesuai keinginan?
2. Situasi: Bos hanya punya waktu 10 menit untuk mendengarkan dua presentasi.
Cara pria: Memberi laporan dengan lantang dan jelas dalam waktu 5 menit.
Cara wanita: Dengan suara pelan, laporan itu menghabiskan waktu 15 menit.
Hasil: Si pria memperoleh nilai lebih baik.
Problem: Kemampuan berbicara si wanita lemah.
Saran: Mulai berlatih dari sekarang.
Cara pria: Memberi laporan dengan lantang dan jelas dalam waktu 5 menit.
Cara wanita: Dengan suara pelan, laporan itu menghabiskan waktu 15 menit.
Hasil: Si pria memperoleh nilai lebih baik.
Problem: Kemampuan berbicara si wanita lemah.
Saran: Mulai berlatih dari sekarang.
3. Situasi: Bos tertinggi sedang melakukan inspeksi bulanan melewati koridor-koridor di kantor.
Cara pria: Keluar dari ruang kerja, memperkenalkan diri, dan menyinggung proyek yang sedang dikerjakannya.
Cara wanita: Tetap diam di ruang kerja. Percaya diri tinggi, mengira si bos pasti tahu siapa dirinya karena selama ini ia bekerja dengan amat baik.
Hasil: Bos mengenal sang pria, bukan si wanita.
Problem: Si wanita tidak nyaman bila berada di tengah sorotan.
Saran: Pastikan bahwa semua orang tahu apa yang sedang dikerjakan. Bila diam saja, secerdas apa pun Anda, tidak ada yang tahu.
Cara pria: Keluar dari ruang kerja, memperkenalkan diri, dan menyinggung proyek yang sedang dikerjakannya.
Cara wanita: Tetap diam di ruang kerja. Percaya diri tinggi, mengira si bos pasti tahu siapa dirinya karena selama ini ia bekerja dengan amat baik.
Hasil: Bos mengenal sang pria, bukan si wanita.
Problem: Si wanita tidak nyaman bila berada di tengah sorotan.
Saran: Pastikan bahwa semua orang tahu apa yang sedang dikerjakan. Bila diam saja, secerdas apa pun Anda, tidak ada yang tahu.
Satudetik.blogdetik.com